Rabu, 24 Oktober 2007

Taj Mahal yang “Mahal”

Jalan-jalan
Taj Mahal yang “Mahal”
Jejak Peradaban Islam di Bumi Hindustan
(Maulana)
Kalian pasti sering melihat beberapa keajaiban dunia, seperti Piramid yang sudah dimuat pada edisi lalu, kemudian candi Borobudur, tembok Cina dan yang lainnya. Kesemuanya ini sebenarnya mempunyai nilai kebudayan dan arsitektur tinggi meski hanya berupa bangunan bebatuan. Namun tidak dengan Taj Mahal, yang terletak di kota Agra, Uttar Pradesh, kawasan utara India.

Sebuah bangunan yang didalamnya berdiri sebuah masjid ini sebenarnya hanyalah makam Mumtaz Mahal, seorang permaisuri raja muslim dari Dinasti Mogul, Sheh Jehan., Ia membangun untuk makam istrinya sebagai tanda cinta dengan kreasi arsitektur perpaduan gaya India, Persia dan Asia Tengah yang paling indah dan megah di dunia selama berabad-abad. Bangunan ini juga merupakan salah satu bukti sebuah maha karya arsitektur Islam yang tinggi dan menunjukkan kepada dunia, betapa peradaban masyarakat muslim sudah sedemikian maju.

Untuk membangun Taj Mahal ini membutuhkan waktu 17 tahun dengan mengerahkan 20 ribu pekerja yang terdiri dari para ahli arsitektur, pemahat, ahli kaligrafi dan tukang batu dari seluruh penjuru India, Persia dan Turki. Pada tahun 1631 bangunan yang terbuat dari marmer asli dengan tinggi mencapai 60 meter dengan lapisan emas, perak bahkan berllian ini berdiri dengan megah dipinggir sungai Yamuna.

Komplek Taj Mahal berbentuk bujur sangkar yang membujur dari utara keselatan terdiri dari tiga bagian. Ditengah-tengahnya terdapat taman bunga dengan kolam air mancur yang sangat jernih. Sedangkan dipintu gerbang selatan adalah bangunan utama berbentuk segi delapan yang ditutup kubah disebut “Mausoleum”, kemudian disebelah baratnya adalah bangunan masjid dengan dekoratif marmer yang indah hingga sekarang digunakan oleh kaum muslim untuk menunaikan shalat Jum’at.

Namun akhir-akhir ini empat menara Taj Mahal tak lagi berdiri tegak. Hal ini sudah diketahui oleh peneliti dari Inggris, sejak tahun 1940 telah miring 11,4 centimeter, dan pada tahun 1965 menjadi 12,7 centimeter, hingga sekarang sudah mencapai 21,59 centimeter dari garis tegak. Setelah diselidiki para ahli, proses kemiringannya beberapa menara ini disebabkan adanya mata air yang mengalir kesungai Yamuna dibawah pondasi-pondasi kayu Taj Mahal.
Sayang sekali jika bengunan peninggalan umat Islam ini roboh. Karena selain termasuk tujuh keajaiban dunia, setiap tahunnya sekitar tiga juta turis baik domestik maupun asing mengunjungi Taj Mahal. Jumlah ini jauh di atas jumlah turis yang mengunjungi tempat-tempat wisata lainnya di India. Adik-adik ingin berkunjung kesana ? nabuung doong !

Tidak ada komentar: