Selasa, 23 Oktober 2007

Naseem Hamed

Tokoh olah raga
Penyeru kalimat Syahadah diatas ring

Diera tahun 60 an hingga 80 an dunia tinju internasional pernah dihebohkan oleh sang juara sejati dari seorang muslim kulit hitam yang hingga saat ini namanya masih melegenda, dialah “The Black Superman” Muhammad Ali. Namun sejak ia turun, belum ada lagi petinju muslim yang namanya harum diatas ring.

Tapi pada tahun 1995 telah lagi seorang muslim yang berhasil menjadi juara tinju dunia.
Ia adalah Naseem Hamed, pria berdarah Yaman yang lahir di Shiffield, Inggris 12 Februari 1974 yang lalu. Karena gaya bertinjunya yang indah dan sering menjatuhkan lawan dengan pukulan telaknya, maka tak heran jika namanya mulai terkenal tidak hanya didataran Inggris saja, namun diseluruh dunia sehingga dari kerajaan Inggris sendiri menganugerahi gelar kehormatan “Prince atau pangeran”.

Peristiwa yang menghebohkan adalah saat ia menyabet gelar juara dunia di Olympia Grand Hall, London, 11 Maret 2000, semua penonton tertegun ketika itu Naseem diatas ring meraih mikrofon, diam sejenak lalu mengucapkan takbir dan syahadat, dan kejadian ini ia selalu melakukan disetiap pertandingan. Sejak saat itulah namanya semakin melambung terutama dinegara-negara mayoritas yang berpenduduk muslim termasuk Indonesia.

Selain gerakannya yang nyaris sempurna dalam kepiawaian bertinju dapat menghibur, ia selalu melepas senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya. Aksi-aksi lainnya yang ia tampilkan saat tampil diatas ring antara lain, seperti masuk ring lewat atas dengan menempatkan lift atau elevator di atas arena, atau meluncur di atas karpet yang dibentangkan layaknya landasan pacu pesawat terbang. Semua itu ia siapkan dengan serius layaknya seorang seniman.

Sebagai atlet muslim, ia pun selalu merasa rendah hati kepada siapa saja dan selalu menggunakan moment juaranya diatas ring untuk melakukan syiar Islam dengan menyuarakan takbir dan syahadah. Karirnya dalam bertinju, Hamed telah membukukan rekor 36 kali menang dalam 37 kali bertanding. Satu-datunya kekalahan ia dapat dari Marco Antonio Barerra tahun 2001. pertarungan melawan Manuel Calvo tahun 2002 menjadi pertandingan terakhirnya. Kendati tak pernah mengumumkan secara resmi, ia diyakini telah pensiun, namun ia telah mengukir sejarah sebagai petinju muslim yang berhasil memadukan unsur seni dan olahraga. (Imam)

Tidak ada komentar: