Rabu, 24 Oktober 2007

RUNTUHNYA PENGUASA LICIK

DONGENG
RUNTUHNYA PENGUASA LICIK
Kerajaan Kayangan Jogringsalaka gempar, Sang raja Manikmaya diepan para menterinya sangat gelisah karena ada seoarang raksasa yang sakti dan sulit dikalahkan mengobrak-abrik negaranya namanya raja Nirwitakawaca. Ia mengamuk setelah pinangannya untuk melamar sang putri raja Dewi Dresanala ditolak Maklum putrid Dresanala adalah putrid paling cantik di kayangan Jongringsalokmo. Sang patih Kanekaputra mondar-mandir mencari jalan namun tak kunjung dapat, sampai pada kahirnya sang raja membuat sayembara yang isinya “barang siapa yang dapat mengalahkan Nirwitakawaca, akan dijodohkan oleh putri kerajaan Dresanala”. Karuan saja banyak yang berlomba-lomba mendaftar, namun tak satupun yang berhasil mengalahkan raja raksasa tersebut.

Nun jauh dari seberang negeri yang bernama Hamartapura tinggallah seorang kesatria yang tampan dan sakti yang bernama Harjuna dan tinggal dikesatrian Madukara. Mendengar sayembara itu ia cepat-cepat pergi untuk mengikuti.
Singkat kata, akhirnya bertemulah Harjuna dengan Nirwitakawaca, pertarungan seru.tak terelakkan lagi. Karena sama-sama saktinya bahkan tak terasa sampai satu hari, belum juga ada tanda-tanda yang menang dan yang kalah, hingga pada akhirnya Harjuna mengeluarkan panah sakti Pasopati yang dihujamkan tepat mengenai leher, dan Nirwitakawaca akhirnya tewas. Manikmaya dan seluruh kayangan Jogringsalaka gembira, dan Harjuna dianggap pahlawan.

Karena berhasil mengalahkan raja raksasa dan kayangan kembali aman, Harjuna diberi hadiah dengan dijodohkan putri Dresanala dan tinggal dikayangan Jogringsalaka.
Namun dibalik semua itu ada seorang kesatria yang iri melihat Harjuna berdampingan dengan Dresanala. Ia adalah Dewasrani, putra Durga salah satu istri selir Manikmaya. Dengan bujuk rayu Dewasrani memohon pada ibunya untuk mempengaruhi sang raja agar Dresanala dijodohkan dengan Dewasrani meski sudah resmi milik Harjuna. Dengan siasat licik Durga mempengaruhi Manikmaya dengan ilmu hitamnya. Manikmaya terpengaruh dan akhirnya mencabut pernikahan Harjuna dan Dresanala dengan memfitnah Harjuna. Sang patih Kanekaputra memprotes sikap rajanya yang tidak benar, namun tak digubris. Akhirnya Harjuna diusir dari kayangan sedangkan Dresanala dijodohkan dengan Dewasrani. Dresanala menangis dan menolak, tapi apa dayanya yang akhirnya ia dikunci didalam kamar dalam keadaan sudah mengandung, sampai ia mau menerima pinangan Dewasrani. Meski hatinya patah dan sakit Harjuna pergi mengasingkan diri kehutan sambil memohon petunjuk pada Yang Maha Kuasa. Ia tidak mau melawan meski kesaktiannya sulit ditandingi semua yang ada dikayangan, ia tetap bersabar dan menerima apa adanya.

Sembilan bulan telah berlalu, Dresanala melahirkan bayi. Mendengar berita ini Dewasrani membuang bayi ketengah hutan, yang kemudian dirawat oleh Kanekaputra. Disebuah gubuk kecil bayi itu dirawat dan diberi nama Wisanggeni yang kemudian dididik berbagai ilmu kesaktian dan ilmu agama. Selang beberapa tahun ayahnya Harjuna juyga berkumpul dipadepokan itu. Setelah dewasa Wisanggeni menuntut keadilan pada Manikmaya dan membebaskan ibunya. “Ampun baginda raja, kami Wisanggeni putra ibu Dresanala yang selama ini disekap diistana paduka, untuk itu saya kemari ingin memboyong ibu kami kegubuk yang selama ini kami tinggal”. “Huah ….anak kemarin sore mau sok pahlawan, apa dikira aku akan mengabulkan permintaanmu. Pengawal tangkap anak ini………!!!”. Pertarungan sengit tak terelakkan lagi namun tak satupun prajurit yang sanggup mengimbangi kesaktian Wisanggeni. Melihat lawannya sulit dikalahkan, Dewasrani dengan para kesatria lainnya serentak maju melawan. Namun tak satupun dapat mengimbangi, akhirnya Manikmaya sendiri yang turun tangan. Melihat Wisanggeni agak terjepit tiba-tiba dari arah pintu Harjuna yang didampingi Kanekaputra berdiri dan berkata, “Tahan.jangan diteruskan….itu bukan lawanmu, lawanmu adalah aku…Kamu lihat , siapa anak kecil itu. Itu adalah bayi yang kamu buang dulu, kini menuntut dan mengambil ibunya yang selama ini kamu sekap”.
Melihat semua ini Manikmaya dan Dewasrani agak mengecil nyalinya, tapi tiba-tiba,..”seraaang…!!!” pertarungan sengit tak terelakkan. Harjuna, Wisanggeni dan Kanekaputra dikeroyok para kesatria. Pertarungan yang tidak seimbang lama kelamaan agak mereda. Satu persatu para kesatria Manikmaya dapat dilumpuhkan Kenekaputra, Maniukmaya sudah mulai terjepit dan Dewasrani akhirnya dilumpuhkan Wisanggeni.

Akhirnya Manikmaya mengakui kesalahannya, sedangkan Dewasrani bersama ibunya Durga ditangkap kemudian dijebloskan kepenjara. Kanekaputra kembali mengambil jabatan patih yang selama ini ia tinggalkan. Sedangkan Harjuna memboyong Dresanala dan Wisanggeni untuk pulang ke kesatrian Madukara dinegeri Amartapura.(Kak Imam)



.

Tidak ada komentar: