Rabu, 24 Oktober 2007

Simiskin yang jenius

K i o s
Simiskin yang jenius
kiblat para ilmuwan barat

Jika melihat dan mencermati kembali kurikulum yang diajarkan disekolah-sekolah seperti Sains, kimia, biologi, Matematika, kedokteran, dan sejarah, maka para murid akan mengenal tokoh-tokoh ilmuwan yang mayoritas dari Eropa matau dunia barat. Murid mana yang tidak kenal Aristoteles, Socrates, Alfa Edison dan ilmuwan yang tak terhitung jumlahnya. Namun siapa yang menyangka jika sebelum itu sejumlah nama-nama besar ilmuawan muslim telah lebih dulu menemukan berbagai teori dan penemuan tapi sayang sengaja tidak dipublikasikan oleh media-media barat.

Salah satu contohnya adalah Abu Al Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham. Selama ini jarang orang mengenal namanya, namun secara tidak langsung hasil karyanya sangat bermanfaat bagi umat manusia serta melebihi para ilmuwan Barat .

Penggembara ilmu
Dunia Barat menyebutnya bapak ilmu optik yang mengurai bagaimana kerja mata 'mencerna' penampakan suatu obyek dengan nama Al Hazen yang lahir di Basrah pada tahun 965 Masehi
Berawal dari pegawai pemerintah di kota kelahirannya, namun sangat senang dengan ilmu pengetahuan, sehingga pada akhirnya memutuskan keluar untuk kemudian merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Merasa belum puas, Beliau pergi ke Universitas al-Azhar Mesir dengan dana minim. Disana ia berusaha mendalami berbagai penelitian dan eksperimen tentang matematika matematika, geometri, pengobatan, filsafat dan ilmu falak.

Guru ilmuwan Barat
Karena kejeniusan dan ketekunannya, ia berhasil menemukan berbagai data penting tentang cahaya dan kajian tentang pengobatan mata serta penelitiannya mengenai cahaya. Berkat temuannya tersebut telah memberikan ilham kepada ahli sains Barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler menciptakan mikroskop serta teleskop. Beberapa buah buku karyanya tentang cahaya telah disalin dalam bahasa Inggris adalah Light dan On Twilight Phenomena sangat terkenal karena berisi kajian-kajian pembahasan senja, lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana. Dalam teorinya mengungkapkan bahwa cahaya fajar muncul apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk timur

Penemu gambar hidup
Warna merah pada senja akan hilang apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk barat serta kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya. Penemuannya yang tak kalah penting adalah percobaan terhadap kaca cembung titik fokus pemanas yang menghasilkan pembakaran dari energi matahari, yang nantinya akan menghasilkan kaca pembesar pertama didunia. Yang lebih menakjubkan lagi yaitu, Beliau berhasil menemukan prinsip isi padu udara, keakuratan dalam menghitung ketinggian atmosfir bumi dan perihal hubungan kecepatan jatuhnya suatu benda , gaya gravitasi bumi jauh sebelum Issac Newton. Penemuan lainnya adalah gambar (film) yang disambung-sambung lalu diputar dan dapat bergerak hidup, sampai saat ini masih digunakan didunia film

Rujukan hingga sekarang
Selain sains, Ibnu Haitham juga banyak menulis mengenai filsafat, logika, metafisika, dan persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Menurutnya filsafat tidak dapat dipisahkan dari ilmu matematika, sains, dan ketuhanan.
Banyak buku yang dihasilkannya dan masih menjadi rujukan hingga saat ini, diantara yang terkenal antara lain, Al'Jami' fi Usul al'Hisab (teori-teori ilmu matemetika dan matemetika penganalisaan) Kitab al-Tahlil wa al'Tarkib (ilmu geometri), Tahlil ai'masa'il al 'Adadiyah (Aljabar), Maqalah fi Istikhraj Simat al'Qiblah (mengupas tentang arah kiblat), Maqalah fima Tad'u llaih ( penggunaan geometri dari sisi ukum syarak); dan Fi Sina'at al-Syi'r (teknik penulisan puisi). Semua buku-bukunya diterjemahkan kedalam bahasa Latin, Ibrani dan berbagai bahasa Eropa lainnya.

Disamping itu, Beliau turut menulis ulasan dan ringkasan terhadap karya-karya sarjana terdahulu Walaupun menjadi orang terkenal di zamannya, namun Ibnu Haitham tetap hidup dalam kesederhanaan. Ia dikenal sebagai orang yang miskin materi tapi kaya ilmu pengetahuan. (Imm)


..

Tidak ada komentar: