Rabu, 24 Oktober 2007

Dul Shomad

Dul Shomad
Ikhlas yang berbuah kenikmatan

Baginda Sri Maulana akhir akhir ini sering duduk termenung sendiri, seperti memikirkan sesuatu. Apalagi jika setelah memandang putrinya yang sangat cantik Zhafira, seolah hatinya semakin gelisah. Suatu hari ketika baginda duduk, mendekatlah salah seorang penasihat istana Barkowi, “Ampun paduka,.. akhir akhir ini sering menyendiri dan melamun, persoalan apakah yang membuat baginda begitu . .Dengan agak terkejut Sri Maulana menjawab,”O.o.Aku kira siapa... Ternyata pak Barkowi. Yaaah…begini…akhir akhir ini hatiku sangat gelisah jika melihat putriku yang semakin beranjak dewasa. Ia begitu anggun, akhlaknya bagus, dan taat beribadah. Disinilah aku bingung, siapa nantinya orang yang pantas mendampingi putriku, terutama cocok dan sifat sifatnya sama. Sebab dialah satu satunya yang akan menggantikan kedudukanku nanti.”
Maklumlah sang raja dalam memerintah amat jujur, adil dan bijaksana, sehingga tidak heran jika ia sangat hati hati dalam memilih menantu agar nantinya dapat memerintah sepertidirinya.

Malamnya dipanggillah semua penasehat istana untuk mencari jawaban yang dikehendaki baginda raja. Salah seorang penasehat angkat bicara, “Kalau menurutku, cari saja calon menantu yang kaya raya, syukur syukur mempunyai kekuasaan dan wilayah yang luas, sehingga negeri kita ini nantinya bertambah besar.” Kemudian yang satunya lagi mengusulkan,”Bagaimana jika kita cari orang yang benar benar sakti, gagah berani. Nantinya negeri ini disegani dan dapat memperluas jajahan.” Sang raja diam saja, sedikitpun kurang antusias dengan usulan itu. “Bukan itu semua yang kumaksud, tapi mencari calon menantu yang hatinya bersih dan kelak dapat memimpin negeri ini dengan jujur, adil dan bijaksana”.
Semua yang hadir terdiam seolah tidak mampu mencari jawaban apa yang dikatakan rajanya. “Oo.. saya teringat sahabat kita Dulo Shomad. Biasanya dia paling pintar mencarikan jalan keluar berbagai persoalan”.Kata Barkowi. Kontan sang raja berdiri,”Hmm..iya..ya.. baru ingt sekarang. Baiklah besok aku sendiri yang akan kesana, dan tidak perlu pengawalan segala”.

Hari masih pagi, diujung jalan desa sebuah rumah kecil sederhana, baginda raja turun dari kudanya langsung mengetuk pintu. “Tok..tok..tok.Assalaamu’alaikuuum..!, Terdengar suara dari dalam menjawab,”Wa’alaikum salaam….oo...o’..Baginda raja..mari..masuk, maafkan kami baginda sampai mau masuk kegubuk kami”.Meski gubuk kecil baginda mau datang kerumah, karena mengingat beliau sangat simpatik dan menaruh hormat pada.orang tua sederhana tersebut. Kemudian Baginda Sri Maulana menceritakan semua permasalahannya, kemudian meminta nasehat. Dul Shomad diam agak lama, dengan kepala manggut manggut ia membelai jenggotnya yang putih. “Hmm…baiklah, saya akan berusaha mencari apa yang selama ini baginda inginkan, tapi dengan syarat paduka harus percaya dengan cara yang kupakai, insya Allah mendapatkan hasil”. “Oo.. semua ide pak Dul, saya tetap percaya”, kelakar baginda.

Esoknya dibuatlah pengumuman keseluruh pelosok baik dalam sampai kenegeri tetangga yang isinya Putri raja mencari calon pendamping. Pada hari yang ditentukan, banyak sekali calon calon peserta yang datang dengan berbagai penampilan. Ada yang berpakaian mewah menonjolkan kekayaannya, ada yang menonjolkan dirinya pendekar, dan ada pula yang biasa biasa saja. Keluarlah sang patih untuk membacakan beberapa persyaratan. Satu persatu para peserta bergantian memasuki ruangan istana untuk di test oleh Dul Shomad langsung, namun hampir semuanya gagal, baik yang terlihat berpenampilan pendekar, orang kaya maupun peserta lainnya keluar dengan wajah kecewa hingga hanya tertinggal seorang pemuda yang lugu dan pendiam. Dengan tenang ia masuk dan ditanya oleh Dul Shomad. “Apa yang kamu inginkan hingga mengikuti sayembara ini hai anak muda?”. “Saya ingin menjadi suami putri yang baik”, jawab pemuda tersebut. Lalu Dul kembali bertanya,”Baiklah, tapi kamu jangan kecewa dan jangan mengharap nantinya dapat menggantikan sang raja. Kamu tahu kalu putri raja itu orangnya cacat segalanya. Ia bisu, tuli, buta dan lumpuh. Mau kamu”. “Apapun keadaannya, hamba siap menikahi, dan hamba tidak menginginkan kedudukan jika tidak dikehendaki. Jawab pemuda dengan tenang.”Betul apa yang kamu katakan tadi ?. Tanya Dul Shomad lagi. ”Betul tuan” jawab pemuda itu lagi. “Pak..pak.pak !!.”. Dul Shomad menepuk nepuk pundak pemuda itu dan berkata, “Ketahuilah nak, bahwa putri Zhafira itu buta dalam arti kata tidak pernah melihat maksiat, bisu tidak pernah bicara yang melanggar agama, tuli tidak pernah mendengar suara suara yang tidak baik, dan lumpuh tidak pernah pergi ketempat tempat yang dilarang agama. Itulah kamu yang paling pantas mendampingi putri Zhafira.”. Saat itu juga pemuda itu mendampingi pitri raja untuk selamanya dan raja sangat puas denganhasil kerja Dul Shomad.(Hbb)

Tidak ada komentar: