Rabu, 24 Oktober 2007

PSIS ..oh..PSIS...Jerit Tangis Snexer

Innalillahi wainnalillahi roo jiun.....Kullu nafsin dzaaa iqotul mauuut...

Dengan perasaan hati yang sedih dan menangis, kami berduka jika PSISku harus berhenti ditengah jalan.

Wahai Wakil Rakyatku, hanya dengan ketukan palumulah...hanya dengan kebesaran hati dan jiwamulah....anggaran bisa mengucur dan PSIS selamat. Lihatlah puluhan ribu Snexer & Panser menangis, menjerit tak kuasa melihat kegagahan "Mahesa Jenar" hanya tinggal kenangan dan bayang-bayang.........harus hancur..........harus terjerembab dijurang degradasi !!! Goyang Semarangan yang dulu diidolakan, gemuruh sorak dan yel-yel para supporter hanyalah menjadi dongeng anak cucu belaka.

Sadarlah.....kami,.....saudara-saudara kami yang tak pernah lelah mendukung....berjuang ..hingga rela menggelandang dari satu kota kekota lain, dari stasiun ke stasiun lain,...dari stadion ke stadion lain.

Masih ingatkah hujan batu di Kamal Junaidi, hujan panah disenayan, puluhan nyawa meregang di Manggarai, Jatinegara dan Lenteng Agung....Mereka tidak pernah menuntut.............., mereka ikhlas..........mereka hanya punya satu tekad dan tujuan......PSIS ku jaya.....PSISku juara.

Sekali lagi....wahai anggota dewan....wakilku....yang kupilih.kudukung disetiap pesta demokrasi..mengapa tak mau mendengar aspirasiku, jerit tangisku....lalu...kepada siapa lagi kami mengadu.

Adilkah jika dana rakyat hanya untuk jalan-jalan, pelancongan yang tidak pernah manfaat kepada rakyat ? Disi lain hiburan rakyat harus hancur ? Dimana rasa keadilan...wahai wakil-wakil rakyat ku?
Belum kering luka karena ancaman kompetisi tahun depan yang belum tahu arahnya. Derita ini hanyalah menambah daftar panjang luka setelah Depdagri menghentikan dana APBD pada klub-klub.
*Suara jerit hati para Snexer mania & Pansermania---mas Imam, Sexer religius.

Tidak ada komentar: