Rabu, 24 Oktober 2007

Menjebak SiPencuri Emas

Dul Shomad
Menjebak SiPencuri Emas

Untuk mencapai kota kerajaan selama ini para penduduk desa Karangmelati harus memutari pegunungan yang jaraknya memakan waktu satu hari perjalanan kereta pedati, dan ini sangat merugikan bagi para pedagang yang menjual hasil panennya dikota. Untuk itu masyarakat sepakat membuat jalan pintas yang berupa terowongan menembus bukit disebelah selatan desa. Pada saat kerja bakti menggali, secara tidak sengaja salah seorang penduduk cangkulnya mengenai benda keras. Setelah diteliti ternyata harta karun yang berupa emas batangan. Suasana menjadi gempar, dan saat itu juga kerja bakti dihentikan dan terowongan yang berbentuk gua diamankan oleh para pengawal dari kerajaan yang langsung tiba dilokasi, hingga menunggu para ahli dari istana datang. Oleh para juragan Gembul selaku pimpinan desa, semua penduduk dilarang mendekati lokasi tersebut dengan alasan khawatir emas penemuan akan dijarah.

Juragan Gembul mencari akal bagaimana caranya mendapatkan sebelum diangkut kekerajaan.Pada malamnya sambil membawa obor juragan sengaja mendatangi sendirian lokasi penemuan dengan alasan untuk mengontrol keamanan. Melihat yang datang kepala desa sendiri, para penjaga mempersilahkan tanpa rasa curiga. “Hmm...aman..aman..semua masih utuh. Yaah.. terimakasih..silahkan meneruskan jaganya..aku mau pulang” kata juragan saat keluar dari mulut gua. Malam berikutnya juragan mengontrol lagi hingga hari ketiga.
Ternyata tanpa sepengetahuan para penjaga, didalam gua juragan ternyata setiap malamnya memasukkan dua batang emas kedalam saku celananya dan penjagapun sama sekali tidak mengetahui dan mencurigai. Hmm..sekarang dua dulu, besok lagi...besoknya lagi....mudah-mudahan utusan dari kerajaan datangnya masih lama sehingga aku setiap hari dapat mengambil sedikit demi sedikit....lama-lama kan jadi banyak hih.hih..hih..hiiih aku makin kayaaa.... !”
Kini setiap pagi juragan terlihat riang kadang tersenyum-senyum seolah merasa puas, kadang sebentar-sebentar pandangannya melirik kearah gua tersebut. Lama-lama para penduduk merasa curiga dengan gelagat juragan. Maklumlah, sifat dan gelagat juragan Gembul sendiri tidak disukai masyarakat, selain serakah dia juga bersikap sewenang-wenang serta menang sendiri apalagi jika terhadap harta. Sehingga gerak-geriknya tidak seperti biasanya begitu ada penemuan emas.

Para penduduk mengadu pada Dul Shomad tentang kecurigaan juragan Gembul, “Bagimana pak Dul, sejak diketemukan emas tersebut, kini setiap malam juragan kesana dengan alasan mengontrol, lalu sekarang ia baru saja membeli kuda lagi lima ekor lagi, jangan-jangan....” “Ssst....tidak baik berprasangka buruk pada orang”, potong Dul Shomad,” Nanti kita selidiki dulu baru kita buktikan benar tidaknya”, lanjutnya.
Usai sholat Subuh seperti biasa Dul Shomad pergi kesawah, namun kali ini ia singgah dulu kearah bukit yang bersebelahan dengan gua tempat emas ditemukan.
Dari balik bukit yang tidak begitu jauh dan diluar sepengetahuan para penjaga, ia membawa satu keranjang kecil gula aren. Dari seberang bukit ia melemparkan gula-gula aren yang sudah dikepal-kepal sebesar kepala kucing kedalam gua, setelah itu ia meneruskan kewawah.

Seperti biasanya kira-kira jam sembilan malam, juragan datang untuk mengontrol kalau batangan emas itu masih utuh atau tidak. Dengan tersenyum licik ia ia mulai lagi mengambil batangan emas dan dimasukkan kedalam saku celana sambil berguman, ”Hmm..kaya...kayaaa...kaa...aaa...aaaa...uuuuuuu...aaaadduuuh....aaadduuuuuhh.!!!”. Tiba-tiba juragan berteriak-teriak sambil mengibas-ibaskan tangannya berlari keluar. Ternyata kepalan-kepalan gula aren yang dilemparkan Dul Shomad tadi pagi telah dikerubuti segerombolan lebah madu. Para penjaga kaget lalu menghampiri juragan yang sedang panik menahan kesakitan.”Waaduuh..ternyata didalam ada lebahnya dan menyengat tanganku.” Katanya sambil melompat-lompat kesakitan. Dan disaat itu juga emas-emas yamg berada disaku celana juragan berjatuhan. Para penjaga terkejut dan langsung menangkap juragan yang kemudian dibawa kebalai desa. Mendengar peristiwa tersebut, orang-orang desa termasuk juga Dul Shomad langsung mendatangi balai desa dan selanjutnya dibawa menghadap raja untuk diadili. Mereka melihat wajah kepala desa merah karena merasa malu. “Ooo.....ternyata pencurinya juragan sendiri..huu..” guman para penduduk. Kemudian para tokoh masyarakat menhampiri Dul Shomad sambil mengucapkan selamat, “Terimakasih pak Dul, berkat jebakanmu akhirnya dapat mengungkap kasus pencurian emas didesa ini”. Dul Shomad hanya tersenyum saja. (haidar)

Tidak ada komentar: